Yogyakarta Salah Satu Simpul Layanan dan Pertumbuhan Penumpang dan Barang

JAKARTA -- Vice President Public Relations PT KAI Anne Purba menyampaikan, Yogyakarta merupakan salah satu simpul utama dalam ekosistem layanan KAI di Pulau Jawa.
Sepanjang Januari hingga September 2025, total pelanggan Kereta Api Jarak Jauh (KA JJ) yang naik dan turun di wilayah Daop 6 Yogyakarta mencapai 9,8 juta orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 4,9 juta pelanggan berangkat dari wilayah Daop 6, sementara 4,9 juta lainnya turun di berbagai stasiun Yogyakarta dan sekitarnya.
Menurut Anne, capaian ini menunjukkan Yogyakarta menjadi poros penting konektivitas antarkota sekaligus pusat pertumbuhan ekonomi berbasis transportasi publik.
“Selain sebagai kota tujuan wisata, pertumbuhan ini juga didorong oleh peningkatan pergerakan wisatawan, mobilitas komuter, serta konektivitas antarkota seperti Yogyakarta–Solo–Surabaya, Kutoarjo–Yogyakarta–Purwosari, dan KA Bandara YIA yang terus menunjukkan tren positif,” jelas Anne.
Yogyakarta juga mencatat pertumbuhan pelanggan yang positif di berbagai layanan KAI Group. Layanan Commuter Line Yogyakarta–Solo melayani 6,62 juta pelanggan selama Januari–September 2025, tumbuh 13,11 persen dibanding 5,85 juta pelanggan pada periode yang sama tahun 2024.
Sementara itu, KA Prameks juga meningkat menjadi 820 ribu pelanggan, naik 13,79 persen dibanding 721 ribu pelanggan di tahun sebelumnya.
Layanan KA Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) mencatat 2,10 juta pelanggan selama Januari–September 2025, atau naik 3,77 persen dibanding 2,02 juta pelanggan pada periode yang sama tahun 2024.
Pertumbuhan paling signifikan terjadi pada KA Bandara Adi Soemarmo (BIAS) yang melonjak dari 87.001 pelanggan pada Januari–September 2024 menjadi 550.084 pelanggan pada periode yang sama tahun 2025, atau naik 532,3 persen.
Sejak 17 Agustus 2025, layanan KA BIAS diperpanjang hingga Stasiun Caruban, memperluas jangkauan dari Bandara Adi Soemarmo ke wilayah Madiun Raya dengan 11 stasiun pemberhentian mulai dari Adi Soemarmo hingga Caruban.
Anne mengatakan, Yogyakarta merupakan wilayah operasi dengan kinerja pelanggan yang stabil. Pertumbuhan di wilayah ini mencerminkan keandalan sistem operasional, disiplin SDM, serta budaya melayani yang memberi dampak langsung terhadap kepuasan pelanggan.
Selain layanan penumpang, kinerja logistik Daop 6 Yogyakarta juga menunjukkan perkembangan.
Selama Januari–September 2025, volume angkutan barang mencapai 253.420 ton, naik 17 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar 216.849 ton.
Komoditas utama yang menopang pertumbuhan tersebut meliputi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebanyak 213.719 ton, Barang Hantaran Paket (BHP) sebesar 12.266 ton, serta 27.434 ton komoditas lainnya.
“Peningkatan angkutan barang di Yogyakarta menggambarkan tumbuhnya kepercayaan industri terhadap moda KA sebagai solusi logistik yang efisien, aman, dan berkelanjutan. Hal ini selaras dengan arah strategis KAI dalam memperkuat peran kereta api sebagai rantai pasok logistik nasional,” jelas Anne.
Anne menegaskan, KAI terus membangun kolaborasi dengan pelaku industri, pemerintah daerah, dan mitra strategis untuk mengembangkan layanan logistik berbasis data dan digital tracking system, serta memperluas jaringan layanan hingga kawasan industri dan pelabuhan.
