Heritage: Stasiun Madiun, Sarat Sejarah Perkeretaapian di Masa Lalu dan Masa Depan
JAKARTA -- Kota Madiun adalah sebuah kota yang sejak zaman Kerajaan Mataram menjadi tempat yang ramai dan strategis karena terletak di perbatasan dengan Kerajaan Kediri.
Sejak 1832, Kota Madiun dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda dan menjadi wilayah berstatus karesidenan dan menjadi tempat tinggal orang-orang Belanda dan Eropa lainnya terutama yang berprofesi di bidang perkebunan dan perindustrian. Ini karena adanya pengembangan berbagai perkebunan dan pabrik di sekitar kota ini seperti perkebunan tebu dengan pabrik gula, perkebunan teh, kopi, tembakau dan lain-lain.
Berkembangnya perkebunan dan pabrik pengolahan hasil perkebunan membawa akibat pada kebutuhan sarana pengangkutan, dalam hal ini kereta api menjadi pilihan yang paling efisien.
Jaringan rel kereta api di kota Madiun dibangun oleh perusahaan kereta api Staats Spoorwegen (SS) dan mulai beroperasi sejak tahun 1882. Pada zaman dahulu Madiun adalah tempat yang padat jalur kereta api, khususnya jalur kereta api tebu yang beberapa di antaranya terintegrasi dengan jalur kereta api Madiun-Ponorogo.
Salah satu keistimewaan Kota Madiun terkait dengan perkeretaapian adalah di sini terdapat industri kereta api PT INKA. PT INKA merupakan perusahaan pembuat gerbong dan kereta penumpang yang kemampuan teknologinya sudah baik dan memiliki fasilitas yang modern.
PT INKA didirikan tahun 1981 dari fasilitas bengkel lokomotif uap yang berlokasi persis di samping Utara Stasiun Madiun. Sekarang perusahaan ini menjadi perusahaan skala besar dan satu-satunya di Asia Tenggara yang bergerak di bidang perkeretaapian sehingga produknya sudah dikenal di mancanegara.
Kota Madiun merupakan kota yang sarat sejarah perkeretaapian, baik di masa lalu dan yang akan menorehkan sejarah kereta api di masa depan.
Stasiun Madiun terletak di Madiun Lor, Manguharjo, dan menjadi pusat Daerah Operasi (DAOP) 7 dan merupakan stasiun besar yang melayani perjalanan kereta api ke jalur Utara maupun jalur Selatan ke berbagai kota tujuan seperti Surabaya, Malang, Yogyakarta, Bandung, Jakarta dengan kereta kelas ekonomi, bisnis maupun eksekutif.
Stasiun Madiun berupa stasiun satu sisi dengan bangunan utama yang terletak sejajar dengan rel dan emplasemen. Sebagian besar bangunan stasiun, baik bangunan utama maupun emplesemen telah mengalami renovasi sehingga penampilan keseluruhan stasiun ini bersuasana cukup modern.
Pada ruang peron terlihat sedikit sisa elemen bangunan lama yang berupa pintu besar berbentuk persegi. Dinding bagian bawah dilapis dengan marmer agar tidak mudah kotor dan lebih mudah dibersihkan, mengingat fungsinya sebagai ruang publik.
Lobi utama berkesan luas dengan langit-langit tinggi berwarna krem dan penutup lantai keramik warna putih senada dengan warna dinding di sekitarnya menimbulkan kesan bersih dan modern. Ruang loket penjualan karcis menampilkan suasana yang sama dengan lobi, tetapi terlihat lebih akrab dengan ketinggian langit-langit yang lebih rendah. (Sumber: Humas PT KAI)