Home > Loko

KAI Hadirkan 31 Rumah Singgah di Stasiun Terpencil

Melindungi pekerja, meningkatkan layanan, dan mendukung kinerja angkutan batu bara.
Rumah Singgah KAI yang berfungsi sebagai tempat istirahat yang aman dan nyaman bagi para pekerja, terutama yang bertugas di lokasi dengan kondisi geografis menantang. (Foto: Humas KAI)
Rumah Singgah KAI yang berfungsi sebagai tempat istirahat yang aman dan nyaman bagi para pekerja, terutama yang bertugas di lokasi dengan kondisi geografis menantang. (Foto: Humas KAI)

JAKARTA -- PT KAI menghadirkan 31 Rumah Singgah di stasiun-stasiun terpencil. Fasilitas ini berfungsi sebagai tempat istirahat yang aman dan nyaman bagi para pekerja, terutama yang bertugas di lokasi dengan kondisi geografis menantang.

Langkah ini dilakukan KAI sebagai wujud untuk terus memperkuat komitmennya dalam melindungi dan meningkatkan kesejahteraan pekerja operasional di berbagai lokasi strategis.

Rumah Singgah tersebut tersebar di wilayah Divisi Regional (Divre) III Palembang dan Divre IV Tanjung Karang. Di Divre III Palembang, terdapat 16 Rumah Singgah, sementara di Divre IV Tanjung Karang terdapat 15 Rumah Singgah.

Kehadiran fasilitas ini ditujukan untuk mendukung pekerja yang sering bertugas pada jam malam atau di stasiun yang sulit dijangkau, sehingga mereka tidak lagi harus menempuh perjalanan jauh yang berisiko setelah jam kerja.

Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menegaskan pentingnya keberadaan fasilitas tersebut.

“Beberapa stasiun kami berada di daerah yang sangat terpencil, bahkan di tengah hutan. Tanpa Rumah Singgah, pekerja harus menempuh perjalanan panjang di malam hari yang penuh risiko, mulai dari tindak kejahatan hingga ancaman binatang buas. Dengan adanya Rumah Singgah, mereka dapat beristirahat dengan tenang, lebih aman, dan lebih siap untuk bekerja,” jelas Anne.

Selain memberikan perlindungan dan kenyamanan bagi pekerja, Rumah Singgah juga berdampak langsung terhadap kelancaran operasional angkutan barang, khususnya angkutan batu bara di Sumatra Bagian Selatan.

Pada periode Januari–Juli 2025, angkutan batu bara menjadi tulang punggung layanan angkutan barang KAI dengan kontribusi 82,83 persen dari total volume, yakni 32.496.076 ton dari total 39.231.134 ton. Angkutan batu bara yang terpusat di Divre III Palembang dan Divre IV Tanjung Karang memberikan kontribusi pendapatan signifikan bagi perusahaan.

Kehadiran Rumah Singgah mendukung kelancaran sektor tersebut, karena pekerja dapat lebih fokus menjalankan tugas tanpa terganggu perjalanan pulang yang jauh dan berbahaya.

Dengan perlindungan ini, KAI memastikan pekerja di lapangan dapat menjaga produktivitas, sehingga layanan kepada pelanggan tetap optimal dan angkutan batu bara sebagai penyumbang utama pendapatan perusahaan tetap terjaga performanya.

“Kami berharap Rumah Singgah ini menjadi bentuk nyata apresiasi KAI terhadap dedikasi pekerja di lapangan. Mereka adalah garda terdepan yang menjaga kelancaran perjalanan kereta api sekaligus mendukung operasional angkutan barang. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi mereka berarti juga menjaga keberlangsungan layanan bagi masyarakat,” tutur Anne.

× Image