Home > Peron

Promo Diskon 30 Persen Tiket Kereta Belum Berakhir

Masih ada beberapa rute dan jadwal dengan tiket promo yang tersedia.
Ilustrasi. Kereta api tetap dipercaya sebagai moda perjalanan yang hemat, nyaman, dan punya kesan tersendiri. (Foto: Humas KAI)
Ilustrasi. Kereta api tetap dipercaya sebagai moda perjalanan yang hemat, nyaman, dan punya kesan tersendiri. (Foto: Humas KAI)

JAKARTA -- Promo diskon 30 persen untuk tiket kereta kelas Ekonomi Komersial dari PT KAI masih belum berakhir. Train lovers bisa manfaatkan kesempatan ini hingga 31 Juli 2025.

Cukup untuk mengajak diri sendiri keluar dari rutinitas, menjenguk keluarga, atau sekadar mencari jeda di kota yang berbeda.

Libur sekolah memang sudah selesai, tapi bukan berarti kesempatan liburan ikut menghilang. Justru di masa jeda seperti sekarang, perjalanan jadi lebih tenang. Tidak tergesa-gesa, tidak ramai-ramai. Hanya kita, kereta api, dan pemandangan yang mengalun perlahan di luar jendela.

Antusiasme masyarakat memanfaatkan promo ini terlihat dari angka yang terus bergerak naik. Hingga 27 Juli pukul 10.00 WIB, sebanyak 3.430.006 tiket promo telah terjual dari total 3,52 juta kursi yang disediakan.

Tingkat okupansinya menyentuh 97 persen. Ini bukan sekadar angka, tapi potret bahwa kereta api tetap dipercaya sebagai moda perjalanan yang hemat, nyaman, dan punya kesan tersendiri.

“Masih ada beberapa rute dan jadwal dengan tiket promo yang tersedia. Silakan dicek melalui Access by KAI atau website booking.kai.id, siapa tahu perjalanan yang kamu rencanakan masih terbuka,” jelas Vice President Public Relations KAI Anne Purba.

Bagi KAI, promo ini bukan hanya tentang tarif murah. Lebih dari itu, ini tentang membuka akses. Tentang membuat perjalanan menjadi sesuatu yang bisa dinikmati siapa saja dengan tenang, dengan senang, dengan harapan.

Naik kereta api bukan cuma soal berpindah tempat. Tapi, tentang melihat dunia dari balik jendela kereta. Tentang berhenti sejenak di stasiun kecil yang tak pernah terdengar namanya. Tentang bertemu penjual jenang di Solo atau warung nasi tempong di Banyuwangi. Tentang menawar oleh-oleh di pasar tradisional, lalu menyesap es dawet di bawah pohon rindang tak jauh dari stasiun.

Perjalanan seperti itu mungkin tampak biasa, tapi bagi banyak orang di luar sana, setiap penumpang yang datang adalah harapan. Bagi pedagang kaki lima, pengelola homestay, pelaku UMKM lokal kehadiran kita berarti napas tambahan untuk bertahan dan berkembang.

“Naik kereta adalah cara sederhana untuk liburan, tapi berdampak besar bagi banyak orang. Bagi kami, itu sudah lebih dari cukup,” kata Anne.

× Image