Home > Loko

KA Lodaya Mulai Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation

Sarana baru ini digunakan mulai Rabu (1/5) untuk KA (93) Lodaya relasi Solo Balapan Bandung.
Ilustrasi. PT KAI mulai mengoperasikan KA Lodaya relasi Bandung – Solo Balapan pp dengan menggunakan jenis Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation. (Foto: Humas PT KAI)
Ilustrasi. PT KAI mulai mengoperasikan KA Lodaya relasi Bandung – Solo Balapan pp dengan menggunakan jenis Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation. (Foto: Humas PT KAI)

JAKARTA -- Naik Kereta Api Lodaya semakin asyik aja. PT Kereta Api Indonesia (KAI) mulai mengoperasikan KA Lodaya relasi Bandung – Solo Balapan pp dengan menggunakan jenis Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation.

Sarana baru ini digunakan mulai Rabu (1/5) untuk KA (93) Lodaya relasi Solo Balapan – Bandung dan mulai Kamis (2/5) untuk KA (92) Lodaya relasi Bandung – Solo Balapan.

Kereta New Generation tersebut merupakan bagian dari pengadaan 612 unit kereta Stainless Steel New Generation periode 2023 s.d 2026 yang didatangkan dari PT INKA (Persero).

“Pengoperasian Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation ini merupakan bentuk peningkatan pelayanan KAI kepada para pelanggan setianya, khususnya pelanggan KA Lodaya. Ke depan, Kereta New Generation akan kami operasikan untuk KA-KA lainnya secara bertahap,” kata EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji.

Sebelumnya, KAI telah mengoperasikan Kereta Eksekutif New Generation pada KA Argo Dwipangga (Gambir – Solo Balapan pp) sejak 13 Desember 2023, KA Argo Lawu (Gambir – Solo Balapan pp) sejak 18 Desember 2023, KA Taksaka (Gambir – Yogyakarta pp) sejak 18 Januari 2024, dan KA Argo Bromo Anggrek (Gambir – Surabaya Pasarturi pp) sejak 29 Maret 2024.

Adapun Kereta Ekonomi Stainless Steel New Generation sebelumnya telah KAI operasikan pada KA Majapahit relasi Pasarsenen – Malang pp sejak 25 Maret 2024.

Keunggulan Kereta Stainless Steel New Generation ini di antaranya pintu masuk kereta dan pintu penghubung antar kereta sudah menggunakan pintu elektrik otomatis. Hal ini akan semakin memudahkan pelanggan dalam membuka ataupun menutup pintu tanpa mengeluarkan banyak energi. Suara aktivitas buka-tutup pintu pun menjadi lebih senyap.

“Di samping itu, Passenger Information Display System (PIDS) yang tersedia di masing-masing kereta dapat menampilkan informasi stasiun terdekat, kecepatan, dan suhu ruangan. PIDS tersebut membantu menciptakan pengalaman perjalanan yang lebih baik dan menyediakan informasi yang penting bagi pelanggan selama perjalanan,” kata Agus.

Jendela Kereta Stainless Steel New Generation juga telah di-upgrade menjadi tempered double glass dari sebelumnya tempered glass. Sehingga tingkat keamanan lebih tinggi, membantu mengurangi masuknya panas berlebih dan sinar UV ke dalam ruangan, serta mereduksi kebisingan lebih baik.

Untuk kebutuhan mengisi daya gawai pelanggan, KAI menambah USB charger port pada masing-masing kursi, di samping stop kontak yang telah tersedia di dinding kereta. Adanya tambahan fasilitas pengisian daya tersebut membuat penumpang dapat terus menggunakan perangkat HP, laptop, dan smart watch mereka tanpa khawatir kehabisan daya, sesuai dengan kebutuhan modern.

“Keunggulan lain pada Kereta Stainless Steel New Generation yaitu pada toilet di mana tersedia keran di bagian bawah untuk membasuh kaki saat wudu. Khusus di toilet wanita, KAI menambah meja lipat yang berfungsi untuk dudukan mengganti popok bayi,” ungkap Agus.

Kereta Makan di rangkaian New Generation ini juga turut diperbarui menjadi lebih mewah dengan interior dan furnitur premium. Kereta Makan tersebut didominasi sentuhan kayu serta kursi makan yang lebih empuk dan lembut. PIDS yang sama juga tersedia di Kereta Makan.

“Upgrade kenyamanan kereta yang sedang KAI lakukan ini merupakan upaya perseroan untuk terus memanjakan pelanggan saat melakukan perjalanan menggunakan kereta api. Harapannya, semoga dapat lebih menarik animo masyarakat untuk tetap setia menggunakan jasa kereta api," tutur Agus Dwinanto.

× Image